Total Tayangan Halaman

Kamis, 20 Desember 2012

perairan mengalir



LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI
DI PASAURAN CINAGKA AYER
Ekosisten Perairan Mengalir”






Di Susun Oleh :
Anggi Kurniasih
4443111749

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2012-2013


 
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya  rumah  atau  tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Definisi ekologi seperti di atas, pertama kali disampaikan oleh Ernest Haeckel (zoologiwan Jerman, 1834-1914). Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang banyak memanfaatkan informasi dari berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya. Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi organisme dengan lingkungannya. Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip yang terkandung dalam hubungan timbal balik tersebut.
Ekologi juga memahami perairan mengalir dengan kata lain bahwa Sungai, merupakan tempat air mengalir yang berasal dari mata air dan membawa kebutuhan hidup manusia dan berbagai mahkluk lain yang dilaluinya, merupakan bagian dari ekosistem air tawar. Selain itu sungai memiliki peranan langsung dalam kehidupan manusia dan mahkluk disekitarnya.
Pada peraktikum ini kami mengadakan pengambilan sampel di Perairan mengalir Daerah Pasauran Cingka Ayer. Tempat yang menjadi praktikum kali ini merupakan perairan mengalir yang memiliki faktor-faktor yang berpengaruh berdasarkan literatur meliputi ; Suhu, Kejernihan, salinitas, tipe substar dll.
Dalam praktikum lapang mata kuliah ekologi perairan mengenai ekosistem perairan mengalir. Yang kita ketahui bahwa ekosistem sungai yang terdapat dilingkungan tersebut merupakan ekosistem sungai yang kondisi lingkungan fisik perairannya boleh dikatakan sudah cukup baik.

Ekosistem perairan mengalir (lotic) merupakan bagian dari habitat air tawar. Air mengalir, atau habitat lotic ( berasal dari kata lotus yang berarti “tercuci” ) seperti mata air, aliran air atau sungai (E. P. Odum,1998).
Sungai adalah aliran air tawar yang bersumber alamiah di daratan yang mengalir menuju dan bermuara di danau, laut atau samudra. Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu daerah yang terhampar disisi kiri dan kanan dari suatu aliran sungai. Sungai dibagi menjadi Dua zona berdasarkan aliran sungainya yaitu Zona air deras dan zona air tenang. Zona air deras adalah daerah yang dangkal dimana kecepatan arusnya cukup tinggi sehingga menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang lepas  sehingga dasarnya padat. Zona air tenang adalah bagian sungai yang dalam dimana kecepatan arus sudah berkurang maka lumpur dam materi lepas dan cenderung mengendap di dasar sehingga endapannya lunak.
Dalam kehidupan mahkluk hidup, sungai berfungsi sebagai sumber keanekaragaman hayati yang digunakan untuk irigasi (pengairan sawah dan tambak), pemenuhan kebutuhan sumber air minum, tempat mandi, cuci, kakus, sumber daya perikanan sebagai media transportasi air, sumber energi yaitu (sumber pembangkit listrik), sungai juga dapat digunakan sebagai sarana rekreasi dan olahraga (arum jeram dan pemancingan).



1.2  Tujuan
Dalam praktikum kali ini ada beberapa tujuan diantaranya adalah sebagai berikut. Mengetahui perairan mengalir yang berada di daerah Pasauran Cinangka Anyer. Serta menhetahui lingkugan fisik perairan seperti suhu,kecerahaan,tipe sebstar. Dan Do,Ph, serta salinitas yg ada di perairan mengalir.


BAB 2
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Parameter fisika perairan
2.2.1 Kecerahan
Dalam hal ini kecerahan merupakan parameter fisika yang berhubungan dengan fotosintesis karena pengaruh penetrasi cahaya yang masuk ke dalam aliran sungai.
Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesa, dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan, terutama bila disebabkan oleh lumpur dan partikel yang dapat mengendap, seringkali penting sebagai faktor pembatas. Sebaliknya, bila kekeruhan disebabkan oleh organisme, ukuran kekeruhan merupakan indikasi produktivitas (E. P. Odum, 1971).
2.2.2 Tipe Subtrat
Tipe substrat pada perairan mengalir pada sungai hulu berupa batu-batuan dan pasir, sedangkan pada sungai hilir tipe substratnya merupakan endapan lumpur.
Dalam pengamatan perairan mengalir tipe substrat yang banyak kita amati berupa batu dan pasir. Karena Sungai Cihideung merupakan jenis sungai yang beraliran deras karena masih terdapat di daerah hulu.
2.2.3 Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup.  Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu  tertentu.
Daerah perairan yang cukup luas dapat mempengaruhi iklim daerah daratan di sekitarnya.Suhu air paling baik dan efisien diukur menggunakan sensor elektronis seperti Air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas yang secara bersama-sama mengurani perubahan suhu sampai tingkat minimal, sehingga perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih lambat dari pada udara.
2.2.4  Kecepatan Arus
a.    Pengertian
Menurut Barus (2001), arus air adalah faktor yang mempunyai peranan yang sangat penting baik pada periran letik maupun pada perairan lentik. Hal ini berhubungan dengan penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan mineral yang terdapat di dalam air. Kecepatan aliran air akan bervariasi secara vertikal. Arus air pada perairan lotik umumnya bersifat tusbulen yaitu arus air yang bergerak ke segala arah sehingga air akan terdistribusi ke seluruh bagian dari perairan.
Menurut Husabarat dan Stewart (2008), arus merupakan gerakan air yang sangat luas terjadi pada seluruh lautan di dunia. Arus-arus ini mempunyai arti yang sangat penting dalam menentukan arah pelayaran bagi kapal-kapal.
b.    Faktor-faktor yang mempengaruhi
Menurut Barus (2001), pada ekosistem lentik arus dipengaruhi oleh kekuatan angin, semakin kuat tiupan angin akan menyebabkan arus semakin kuat dan semakin dalam mempengaruhi lapisan air. Pada perairan letik umumnya kecepatan arus berkisar antara 3 m / detik. Meskipun demikian sangat sulit untuk membuat suatu batasan mengenai kecepatan arus. Karena arus di suatu ekosistem air sangat berfluktuasi dari waktu ke waktu tergantung dari fluktuasi debit dan aliran air dan kondisi substrat yang ada.
Kecepatan arus sungai dipengaruhi oleh kemiringan, kesuburan kadar sungai. Kedalaman dan keleburan sungai, sehingga kecepatan arus di sepanjang aliran sungai dapat berbeda-beda yang selanjutnya akan mempengaruhi jenis substrat sungai (Ozum, 1993 dalam Suliati, 2006).


2.3 Parameter kimia perairan

2.3.1 DO (oksigen terlarut)
Untuk mengetahui kualitas air dalam suatu perairan, dapat dilakukan dengan mengamati beberapa parameter kimia, sepeti oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dan kebutuhan oksigen biologis (Biological Oxygen Demand = BOD). Tulisan ini lebih difokuskan pada dua parameter dimaksud. Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut. Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut.
ODUM (1971) menyatakan bahwa kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas. Pada lapisan permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antara air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik Keperluan organisme terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada jenis, stadium dan aktifitasnya.
2.3.2 Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) merupakan parameter kimia yang menunjukan salinitas atau drajat keasaman dari suatu perairan dimana biota air dapat hidup didalamnya, pH yang ideal berkisar antar 6,5-8,5. Dimana setiap organisme air memiliki toleransi pH yang berbeda. Larutan atau air dikatakan asam jika pH-nya < 7, dikatan basa jika pH-nya > 7, sedangkan jika pH-nya = 7 maka larutan tersebut dikatakan seimbang (Purba, Michael. “Sains Kimia” .1994).
Derajat keasaman (pH) berpengaruh sangat besar terhadap tumbuhtumbuhan dan hewan air sehingga sering digunakan sebagai petunjuk untuk menyatakan baik atau tidaknya kondisi air sebagai media hidup. Apabila derajat keasaman tinggi apakah itu asam atau basa menyebabkan proses fisiologis pada plankton terganggu (Sachlan, M. 1972).
2.3.3 Salinitas
Salinitas menunjukkan kadar garam pada suatu perairan. Kadar garam merupakan ciri pembeda a ntara ekosistem air tawar dan air asin.

2.4 Parameter Biologi Perairan
2.4.1. Plankton
Plankton adalah hewan air yang hidup mengapung di atas permukaan air dimana pergerakannya tergantung pada arus. Sehingga gerakan hidupnya tergantung pada arus atau gelombang pada air.
Plankton terdiri atas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air. Plankton terbagi menjadi Fitoplankton dan Zooplankton. Fitoplankton terdiri atas ganggang, diatom, dan dinoflagelata. Zooplankton biasanya terdiri atas rotifera, cladocera, copepoda. Plankton adalah organisme yang berkuran kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus. Mereka terdiri dari makhluk yang hidupnya sebagai hewan (zooplankton) dan sebagai tumbuhan (fitoplankton). Menurut Nybakken (1992) zooplankton ialah hewan-hewan laut yang planktonik sedangkan fitoplankton terdiri dari tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesis. Plankton merupakan makanan alami larva organisme perairan. Peranan plankton di perairan sangat penting karena plankton merupakan pakan alami bagi ikan kecil dan hewan air lainnya. Plankton merupakan mata rantai utama dalam rantai makanan di perairan. Plankton dalam suatu perairan mempunyai peranan yang sangat penting. Plankton terdiri dari fitoplankton yang merupakan produsen utama dan dapat menghasilkan makanannya sendiri dan merupakan makanan bagi hewan seperti zoo, ikan udang dan kerang melalui proses fotosintesis dan zooplankton yang bersifat hewani dan beraneka ragam.
2.4.2. Perifiton
Perifiton merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong. Dan bentos adalah hewan dan tumbuhan yang hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
Perifiton merupakan hewan yang ukurannya sangat kecil (mikroskopis), oleh karena itu perifiton tidak dapat dilihat oleh mata tanpa bantuan mikroskop. Perifiton adalah tumbuhan atau hewan yang tumbuh dan menempel pada objek yang tenggelam (E. P. Odum, 1998). Dalam perairan mengalir perifiton melekat pada substrat yang kokoh yang ada di sungai seperti batu, batang kayu, atau masa daun.
2.4.3. Benthos
Bentos merupakan organisme yang melekat atau beristirahat pada dasar endapan. Bentos dapat dibagi berdasarkan makananya menjadi pemakan penyaring seperti (kerang) dan pemakan deposit seperti ( siput ) (E. P. Odum, 1971). Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan sebagai petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya.  Kelompok hewan tersebut dapat lebih mencerminkan adanya perubahan faktor-faktor lingkungan dari waktu ke waktu. karena hewan bentos terus menerus terdedah oleh air yang kualitasnya berubah-ubah. 
Bentos meliputi segala macam avertebrata air yang hidup di permukaan dasar perairan atau di dalam sedimen dasar perairan. Dasar perairan dapat berupa lumpur, batu, kerikil, baik di laut, sungai, maupun danau (Sugiarto Suwingnyo dan Majariana Krisanti).

2.4.4. Nekton
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang dan pencernaan. Nekton merupakan organisme yang dapat bergerak dan nerenang dengan kemauan sendiri (dengan demikian dapat menghindari jaring plankton) contohnya seperti ikan, amfibi, serangga air besar dll (E. P. Odum, 1998).
2.4.5. Neuston
Neuston merupakan organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air. Organisme yang tinggal atau beristirahat di atas permukaan air, yang pergerakannya tidak di pengaruhi oleh pergerakan arus (E. P. Odum, 1998)
2.4.6. Tumbuhan Air
Tumbuhan air merupakan tumbuhan yang tinggal di sekitar air dan di dalam air. Yang berfungsi sebagai produsen penghasil energi.
Tumbuhan air dapat dikelompokkan menjadi terrestrial plants adalah tumbuhan air yang seluruh organ tubuhnya belum tertutup oleh air, emerged plants adalah tumbuhan air yang akarnya berada dalam air dan bagian lainnya berada dipermukaan air, floating plants adalah tumbuhan air yang bagian akar dan batangnya berada dalam air , sedangkan daunnya mencuat ke permukaan air, dan submerged plants adalah tumbuhan air yang seluruh bagian tubuhnya berada dalam air (E. p. Odum, 1959)


BAB 3
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum lapang mata kuliah Ekologi Periran Mengalir dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 25 November  2012 pada pukul 05.00 wib waktu pemberagkatan di Pasauran Cinagka Anyer. Waktu praktikum pada waktu 08.00 Pagi sampai dengan selesai. Dan diikuti oleh mahasiswa/i semester 3 jurusan perikanan fakultas pertanian unversitas sultan ageng tirtayasa Banten.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang kita gunakan pada praktikum ini yaitu ember kecil yang digunakan untuk menuangkan air kedalaman saringan planktonet yang diikatkan dengan botol film, thermometer digunakan untuk  mengukur suhu perairan, botol film digunakan untuk wadah planktonet dan perifiton, plastik putih berukuran 1 kg digunakan untuk wadah bentos, alat-alat  tulis untuk mencatat hasil praktikum, yang kita gunakan untuk mengambil bentos, transek digunakan untuk membuat stasiun, benang nilon  digunakan untuk mengikat  thermometer, kertas label digunakan untuk memberi nama pada setiap hasil yang didapat. Schidisk digunakan untuk mengukur kecerahan perairan serta dapat kita gunakan untuk mengulur kedalaman sungai. Selain itu kita menggunakan meteran yang panjang untuk mengukur lebar sungai dan lebar badan sungai. Untuk mengukur kecepatan arus kita menggunakan bola pimpong dari ujung transek catat waktu yg di butuhkan bola pingpong untuk sampai ke ujung trasek.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah olkohol yang digunakan untuk mengawetkan perifiton dan plankton, bentos, sedangkan kertas pH digunakan untuk mengukur derajat keasaman (pH) dari perairan.


 3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Suhu
Thermometer masukkan ujung thermometer ke dalam perairan, tunggu kurang lebih 3 menit, lalu catat nilai suhu yang di tunjukan pada thermometer.
3.3.2 Salinitas
Siapkan alat buka penutup tempat di teteskannya sampel air lakukan kalibrasi terlebih dahulu (tetesi dengan aquades kemudian lab dengan tisu), tetesi sampel dengan air sampel dan pada tempatnya lalu tutup kembali lihat hasil melalui teropng pada pangkal alat (pastikan terdapat cahaya matahari yang cukup cerah)
3.3.3 pH
Ambil kertas indicator 3 lalu ambl sampel air yg akan di amati lalu di celupkan ke dalam sampel tersebut tunggu, setelah itu ambil lambel yg ada di kotak indicator lalu cocokan. Nanti hasil yg di dapat menandakan phnya berah.
3.3.4 Do
Sambungkan kabel electrode kedalam potr yang sesuai, tekan tombol on untuk menyalakan tunggu sambil stabil, sebelum melakukan uji coba terlebih dahulu kalibrasi dulu dengan aquades lalu lap dengan tisu, lalu celupkan electrode ke dalam buffter tekan raad tunggu. Lalu cacatan hasil yg di dapat.




3.3.5 Kecerahan
Siapkan alat sechdisk diturunkan ke dalam perairan lalu catat kedalamam saatsechidisk tidak terlihat tarik perlahaan sechidisk hingga terlihat kembali catat kedalaman menggunakan penggaris atau tongkat ukur.
3.3.6  Plankton Net

Siapkan plankton net lalu ambil sampel di tiga tempat tetapi dalam praktik kali ini Cuma mengunakan satu lokasi saja. Lalu caranya kita siapkan transek lalu ambil plankton net siapkan ember untuk mengambil sampel tersebut. Plankton net di akngkat lalu ambil air terus dimasukan kedalam plankton net sebayank 3 kli berturut-turut, kemudian setelah itu copot botol flim yg ada di dalam plankton net tersebut .


BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAAN
4.1 Hasil
Keberadaan perairan mengalir di Pasauran Cinagka Ayer
No
Parameter
Pengulagan 1
Pengulagan 2
Pengulagan 3
1
Kecerahan
70
34.3
32
2
Thermometer
26
27
29
3
Arus
6,11
4,77
4.29
4
pH indicator
7
7
7
5
Do
6,22 ppm
6,15 ppm
6,10 ppm
6
Suhu
28,2 oC
28,2 oC
27,8 oC
7
Salinitas
0
0
0
8
Kedalaman
78
-
-

Lebar sungai yg ada di perairan mengalir
No
Parameter
Pengulagan
Hasil
1
Kedalaman sungai
76 cm



2
Lebar permukaan
143
310
483
936 cm
3
Lebar atas permukaan
440
220

660 cm

Dan pada praktik tentang sampel yang dibawa dari tempat filtrip dan di teliti ternyata terdapat sampel yang mengandung plankton yaitu ada beberapa jenis plankton yang dapat di lihat dengan mikroskop. Dengan sampel beberapa jenis dan diambil dari tiga stasiun yg berbeda :


Pada sampel 1
No
Jenis  Plankton
1
Paramecium sp
2
Gonatozygon sp
3
Cyclella sp

Pada sapel 2
No
Jenis plankton
1
Diaptomus sp
2
Phacus sp

Pada sampel 3
No
Jenis plankton
1
Nitzschina sp
2
Diurella sp

Sampel bentos
No
Jenis
1
Anadara sp
2
Kijing
3
Kenog mas




Jenis Plankton
Gambar
Klasifikasi
Paramecium sp
http://wayanaguspermadi.files.wordpress.com/2012/10/01-paramecium.jpg
Kingdom : protozoa
Fiim  : clophera
Kelas :cliata
Ordo : hymenos tomattida
Family: paramaecidae
Genus  : paramecium
Spesies : Paramecium sp
Gonatozygon sp
http://protist.i.hosei.ac.jp/PDB/Images/Chlorophyta/Gonatozygon/pilosum.jpg
Kingom : Protozoa
Filum : charophyta
Kelas: zygnematophyceae
Ordo: zygnematates
Family : -
Genus : gonotozygon
Spesies : Gonatozyon sp
Cyclella sp
http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/images/Heterokontophyta/Centrales/Cyclotella/Cyclotella.jpg
Kingdom : protozoa
Filum : bacillariophyta
Kelas: bacillariaphyceae
Ordo: cenrtales
Family : -
Genus : cyclotella
Spesies : cyclotea sp
Diaptomus sp
http://www.epa.gov/glnpo/image/resized/plankton/diaptomus_vsm.jpg
Kingdom : protozoa
Filum: arthropoda
Kelas: maxillopoda
Ordo: diaptomus
Family:-
Genus:diaptomus
Spesies: diaptomus sp

 



4.2 Pembahasaan
Stasiun 1
Praktikum ekologi perairan mengalir yang dilaksanakan bertempat di Pasauran Cinagka Ayer. Praktikan membagi zona / wilayah penelitian menjadi tiga stasiun. Stasuin pertama yg kita teliti di bibir sungai. Penilitian yang dilakukan di tiap stasiun menggunakan beberapa parameter, yaitu :

1.     Kimia, diantaranya : DO, pH, salinitas
2.     Fisik, diantaranya   : Kecepatan arus , suhu, tipe substar, kecerahan
3.     Biologi, diantaranya : plankton dan tumbuhan air, bentos
Kadar oksigen terlarut wilayah ini 6,22 ppm pada suhu 28,2oC.  Suhu air yang terdapat pada stasiun I adalah 28,2 oC. Nilai suhu tersebut dipengaruhi beberapa factor yaitu, intensitas cahaya yang tembus ke dalam air yang cukup Proses fotosintesis yang membutuhkan CO2 disuplai oleh organisme yang hidup disana. Nilai CO2 ini juga sangat mempengaruhi harga pH perairan. Kadar karbondioksida yang tinggi menaikkan nilai pH,

Stasiun 2
Stasiun II terletak di pertengan sungai, Kadar DO adalah 6.15 ppm kondisi ini bagus pada perairan karena ikan dan hewan air yang lain masih dapat hidup,.namun kenyataan di lapangan hewan dengan jumlah populasi terbanyak berasal dari kelas Gastropoda. Pada suhu kisaran 28,2 oC cukup sama dengan stasiun ya pertama. Dalam stasuin tipe substar ini bebatuan yg cukup bayank dan masih hidup jenis ikan air tawar yang tidak begitu bayank. Karena perairan ini di pakai juga oleh masyarkat sekitar untuk mandi,mencuci pakain dan bung air besar. Tidak terlalu tercemar karena kecerahannya 34.3. dan masih terkena sinar matahari.



Stasiun 3
Wilayah ke tiga ini berada di bibir sungai yang paling kiri yang tidah bengitu dalam. Kecerahan dari stasiun ini adalah 32 mengalahi penurunan dari stasiun ke dua. Dengan Do yang kisarannya 6,10 ppm dan mengalami penuran yang sangat singnifikan dengan yg ada di stasiun ke 2. Suhu di tempat ke 3 ini adalah 27,8 oC tidak terlalu stabil.


















BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.   Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan percobaan mengenai kondisi perairan Pasauran cinagka ini mengenai pengukuran kondisi lingkungan mulai dari DO, pH, salinitas, Kecepatan arus , suhu, tipe substar, kecerahan  dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut :
1.      Dari parameter yg kita lakukan meliputi kedalaman perairan kisaran 76 cm dan thermometer 26 dengan suhu yang tidak stabil 28,2 oC. dan Do meter hasil percobaan yg kita lakukan adalah 6,22 ppm.
2.      Factor fisika dan kimia suatu perairan sangat penting dilakukan guna memperoleh parameter-parameter ekologi periaran.
3.      Metode yang di gunakan dalam pengukuran sungai atau lebar adalah dengan memakai meteran dengan 4 orang yang mengatur arah meteran ke bibir sungai kanan dan kiri. pengukuran arus luar dengan menggunakan bola pimpong, meteran sedangkan untuk arus dalam menggunakan curret meter. Metode pengukuran kecerahan, suhu, DO dan Ph menggunakan alat DO (Disloved oxygen).. Dan untuk mengukur keceraharan perairan dengan menggunakan secchi disk.
5.2.   Saran
Dalam melakukan pratikum yang akan datang sebaiknya  diperhatikan kembali untuk menyediakan alat dan bahan yang cukup layak untuk digunakan selama praktikum ekologi dalam mengamati kondisi perairan. supaya dapat lebih jelas mengetahui tenang kondisi perairan yang terdapat disuatu perairan.


DAFTAR PUSTAKA

E. P. Odum,1998. (http://smulab.tripod.com/strukturbumi.htm) Ekosistem perairan mengalir . di akses pada (29-11-2012)
 Edi Fajar Prahastianto 2011. (http//:jenis-jenis.plakton.html) Di akses pada( 29-11-2012)
Widi Restu Gumelar 2011. http://www.scribd.com/doc/99494143/80-Species-Plankton (11-12-2012)



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar