Total Tayangan Halaman

Rabu, 09 Januari 2013

ekosistem mangrove



LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI
DI LONTAR KABUPATEN SERANG
“EKOSISTEM MANGROVE DAN PENANAMAN MANGROVE”
PERTANIAN.jpg













Di Susun Oleh :
Anggi Kurniasih
4443111749
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2013-2014


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
HUTAN mangrove adalah hutan yang berada di daerah tepi pantai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sehingga lantai hutannya selalu tergenang air. Menurut Steenis (1978) mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh di antara garis pasang surut. Nybakken (1988) bahwa hutan mangrove adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu komunitas pantai tropik didominasi oleh beberapa spesies pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin.
Beberapa jenis umum yang dijumpai di Indonesia adalah Bakau (Rhizophora), Api-api(Avicennia), Pedada(Sonneratia), Tanjang (Bruguiera), Nyirih (Xylocarpus). Komposisi jenis tumbuhan penyusun ekosistem ditentukan oleh beberapa faktor lingkungan, terutama jenis tanah, genangan pasangan pasang surut dan salinitas (Bengen 2001). Pada wilayah pesisir yang terbuka, jenis pohon yang dominan dan merupakan pohon perintis umumnya adalah api-api dan pedada.
Ekosistem mangrove merupakan komunitas tumbuhan pesisir yang memiliki manfaat sangat besar, antara lain sebagai daerah pemijahan jenis ikan tertentu, daerah asuhan ikan-ikan ekonomis penting, penyedia nutrien dan zat hara penting, serta fungsi fisik yang sangat besar seperti menjaga daerah pesisir dari abrasi dan gelombang tsunami.
Penanaman mangrove ini sangat penting untuk masa depan karena ekosistem mangrove ini sangat lah mudah untuk di tanam, Untuk spesies Rhizophora dan Bruguiera, yaitu jenis mangrove yang buahnya berbentuk seperti kacang panjang cukup mengambil propagul (buah mangrove), kemudian buka penutup buahnya (bagian atas) dan langsung tancapkanlah ke dalam lumpur, dengan kedalaman kira-kira 1/3-nya atau sampai dengan propagul itu kuat menancap di lumpur. Akan lebih baik lagi, apabila Anda mencari potongan ranting/bambu dan mengikatkan propagul itu pada potongan ranting/bambu itu, dengan tali rafia. Untuk jarak tanam, bisa gunakan 1 meter x 1 meter.
Stabilitas substrat, kondisi yang diperlukan bagi pertumbuhan mangrove adalah nibah (ratio) antara laju erosi dan pengendapan sedimen, yang sangat dipengaruhi oleh kecepatan aliran air tawar dan muatan sedimen yang dikandungnya, laju pembilasan oleh arus pasang surut, dan gaya gelombang. Sedang pasokan nutrien bagi ekosistem mangrove ditentukan oleh berbagai proses yang saling yang terkait, meliputi input/export dari ion-ion mineral anorganik dan bahan organik serta pendaurulangan nutrien secara internal melalui jaring makanan berbasis detritus.
Konsentrasi relatif dan nisbah (ratio) optimal dari nutrien yang diperlukan untuk pemeliharaan produktivitas ekosistem dan ditentukan oleh :
Ø Frekuensi,jumlah dan lamanya penggenangan oleh air asin atau air tawar
Ø Dinamika sirkulasi internal dari kompleks detritus (Odum 1982)
1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut untuk mengetahui jenis mangrove di lontar kabupaten serang dan juga mengetahui cara penanaman mangrove yang ada di pesisir lontar.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
 2.1 Parameter fisika perairan
2.2.1 Kecerahan
Dalam hal ini kecerahan merupakan parameter fisika yang berhubungan dengan fotosintesis karena pengaruh penetrasi cahaya yang masuk ke dalam aliran sungai.
Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesa, dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan, terutama bila disebabkan oleh lumpur dan partikel yang dapat mengendap, seringkali penting sebagai faktor pembatas. Sebaliknya, bila kekeruhan disebabkan oleh organisme, ukuran kekeruhan merupakan indikasi produktivitas (E. P. Odum, 1971).
2.2.2 Tipe Subtrat
Tipe substrat pada perairan mengalir pada hutan mangrove  berupa lumpur  dan pasir, Dalam pengamatan ekologi mangrove  tipe substrat yang banyak kita amati berupa lumpur dan pasir.
2.2.3 Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup.  Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu  tertentu.
Daerah perairan yang cukup luas dapat mempengaruhi iklim daerah daratan di sekitarnya.Suhu air paling baik dan efisien diukur menggunakan sensor elektronis seperti Air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas yang secara bersama-sama mengurani perubahan suhu sampai tingkat minimal, sehingga perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih lambat dari pada udara.
2.3 Parameter kimia perairan

2.3.1 DO (oksigen terlarut)
Untuk mengetahui kualitas air dalam suatu perairan, dapat dilakukan dengan mengamati beberapa parameter kimia, sepeti oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dan kebutuhan oksigen biologis (Biological Oxygen Demand = BOD). Tulisan ini lebih difokuskan pada dua parameter dimaksud. Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut. Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut.
ODUM (1971) menyatakan bahwa kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas. Pada lapisan permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antara air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik Keperluan organisme terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada jenis, stadium dan aktifitasnya.

2.3.2 Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) merupakan parameter kimia yang menunjukan salinitas atau drajat keasaman dari suatu perairan dimana biota air dapat hidup didalamnya, pH yang ideal berkisar antar 6,5-8,5. Dimana setiap organisme air memiliki toleransi pH yang berbeda. Larutan atau air dikatakan asam jika pH-nya < 7, dikatan basa jika pH-nya > 7, sedangkan jika pH-nya = 7 maka larutan tersebut dikatakan seimbang (Purba, Michael. “Sains Kimia” .1994).
Derajat keasaman (pH) berpengaruh sangat besar terhadap tumbuhtumbuhan dan hewan air sehingga sering digunakan sebagai petunjuk untuk menyatakan baik atau tidaknya kondisi air sebagai media hidup. Apabila derajat keasaman tinggi apakah itu asam atau basa menyebabkan proses fisiologis pada plankton terganggu (Sachlan, M. 1972).
2.3.3 Salinitas
Salinitas menunjukkan kadar garam pada suatu perairan. Kadar garam merupakan ciri pembeda a ntara ekosistem air tawar dan air asin.
2.4 Parameter Biologi Perairan
2.4.1. Plankton
Plankton adalah hewan air yang hidup mengapung di atas permukaan air dimana pergerakannya tergantung pada arus. Sehingga gerakan hidupnya tergantung pada arus atau gelombang pada air.
Plankton terdiri atas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air. Plankton terbagi menjadi Fitoplankton dan Zooplankton. Fitoplankton terdiri atas ganggang, diatom, dan dinoflagelata. Zooplankton biasanya terdiri atas rotifera, cladocera, copepoda. Plankton adalah organisme yang berkuran kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus. Mereka terdiri dari makhluk yang hidupnya sebagai hewan (zooplankton) dan sebagai tumbuhan (fitoplankton). Menurut Nybakken (1992) zooplankton ialah hewan-hewan laut yang planktonik sedangkan fitoplankton terdiri dari tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesis. Plankton merupakan makanan alami larva organisme perairan. Peranan plankton di perairan sangat penting karena plankton merupakan pakan alami bagi ikan kecil dan hewan air lainnya. Plankton merupakan mata rantai utama dalam rantai makanan di perairan. Plankton dalam suatu perairan mempunyai peranan yang sangat penting. Plankton terdiri dari fitoplankton yang merupakan produsen utama dan dapat menghasilkan makanannya sendiri dan merupakan makanan bagi hewan seperti zoo, ikan udang dan kerang melalui proses fotosintesis dan zooplankton yang bersifat hewani dan beraneka ragam.
2.4.2. Perifiton
Perifiton merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong. Dan bentos adalah hewan dan tumbuhan yang hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
Perifiton merupakan hewan yang ukurannya sangat kecil (mikroskopis), oleh karena itu perifiton tidak dapat dilihat oleh mata tanpa bantuan mikroskop. Perifiton adalah tumbuhan atau hewan yang tumbuh dan menempel pada objek yang tenggelam (E. P. Odum, 1998). Dalam perairan mengalir perifiton melekat pada substrat yang kokoh yang ada di sungai seperti batu, batang kayu, atau masa daun.


2.4.3. Benthos
Bentos merupakan organisme yang melekat atau beristirahat pada dasar endapan. Bentos dapat dibagi berdasarkan makananya menjadi pemakan penyaring seperti (kerang) dan pemakan deposit seperti ( siput ) (E. P. Odum, 1971). Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan sebagai petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya.  Kelompok hewan tersebut dapat lebih mencerminkan adanya perubahan faktor-faktor lingkungan dari waktu ke waktu. karena hewan bentos terus menerus terdedah oleh air yang kualitasnya berubah-ubah. 
Bentos meliputi segala macam avertebrata air yang hidup di permukaan dasar perairan atau di dalam sedimen dasar perairan. Dasar perairan dapat berupa lumpur, batu, kerikil, baik di laut, sungai, maupun danau (Sugiarto Suwingnyo dan Majariana Krisanti).
2.4.4. Nekton
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang dan pencernaan. Nekton merupakan organisme yang dapat bergerak dan nerenang dengan kemauan sendiri (dengan demikian dapat menghindari jaring plankton) contohnya seperti ikan, amfibi, serangga air besar dll (E. P. Odum, 1998).



2.4.5. Neuston
Neuston merupakan organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air. Organisme yang tinggal atau beristirahat di atas permukaan air, yang pergerakannya tidak di pengaruhi oleh pergerakan arus (E. P. Odum, 1998)
2.5 Penanaman Mangrove
 Penanaman mangrove ini sangat penting untuk masa depan karena ekosistem mangrove ini sangat lah mudah untuk di tanam, Untuk spesies Rhizophora dan Bruguiera, yaitu jenis mangrove yang buahnya berbentuk seperti kacang panjang cukup mengambil propagul (buah mangrove), kemudian buka penutup buahnya (bagian atas) dan langsung tancapkanlah ke dalam lumpur, dengan kedalaman kira-kira 1/3-nya atau sampai dengan propagul itu kuat menancap di lumpur. Akan lebih baik lagi, apabila Anda mencari potongan ranting/bambu dan mengikatkan propagul itu pada potongan ranting/bambu itu, dengan tali rafia. Untuk jarak tanam, bisa gunakan 1 meter x 1 meter.
cara menanam mangrove dari awal yang benar :

2.5.1 KOORDINASI
  • Perizinan
  • Teknis acara
  • Pemberitahuan dan ikut serta masyarakat setempat
2.5.2 PERENCANAAN LAPANGAN
yang harus diperhatikan persiapan sebelum kegiatan:
  • lokasi,
  • zonasi,
  • pola,
  • tata ruang,
  • waktu penyetoran - penanaman
  • Jenis Mangrove (Rhyzophora spp., Avecennia spp., dll)
  • jumlah bibit jumlah
  • peserta penanaman
2.5.3 Pemilihan bibit mangrove
Penanaman mangrove dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: menanam langsung buahnya, cara ini memiliki tingkat keberhasilan antara 20-30%. Cara lain adalah melalui persemaian bibit, dengan tingkat keberhasilan antara 60-80%.
Untuk memperoleh bibit mangrove yang baik, pengumpulan buah (propagule) dapat dilakukan antara bulan September hingga bulan Maret, dengan karakteristik sebagai berikut berdasarkan jenis tanaman mangrove:
1.                  Bakau (Rhizophora spp.), buah sebaiknya dipilih dari pohon yang telah berusia di atas 10 tahun, buah yang baik dicirikan oleh hampir lepasnya bonggol buah dan batang buah, ciri buah yang sudah matang untuk jenis :
2.                  bakau besar (Rhizophora mucronata): warna buah hijau tua atau kecoklatan dengan kotiledon (cincin) berwarna kuning
o        bakau kecil (Rhizophora apiculata): warna buah hijau kecoklatan dan warna kotiledon merah.
o        Tancang (Bruguiera spp.), buah dipilih dari pohon yang berumur antara 5-10 tahun, ciri buah yang matang: batang buah hampir lepas dari bonggolnya
3.                  Api-api (Avicennia spp.), bogem (Sonneratia spp.) dan bolicella (Xylocarpus granatum)
o        ciri buah yang matang: warna kecoklatan, agak ketas dan bebas dari hama penggerek
o        lebih baik buah yang sudah jatuh dari pohon


2.5.4  . Persemaian bibit mangrove
1.                  Pemilihan tempat:
o        lahan yang lapang dan datar,
o        dekat dengan lokasi tanam,
o        terendam air saat pasang, dengan frekuensi lebih kurang 20-40 kali/bulan, sehingga tidak memerlukan penyiraman.
2.                  Pembuatan bedeng persemaian
o        ukuran bedeng disesuaikan dengan kebutuhan, umumnya berukuran 1 x 5 meter atau 1×10 meter dengan tinggi 1 meter,
o        Bedeng diberi naungan ringan dari daun nipah atau sejenisnya,
o        Media bedengan berasal dari tanah lumpur di sekitarnya,
o        Bedeng berukuran 1 x 5 meter dapat menampung bibit dalam kantong plastik (10 x 50 cm) atau dalam botol air mineral bekas (500 ml) sebanyak 1200 unit, atau 2.250 unit untuk bedeng berukuran 1 x 10 meter.
2.5.5  Pembibitan Mangrove
·                     Buah disemaikan langsung ke kantong- kantong plastik atau ke dalam botol air mineral bekas yang sudah berisi media tanah.
·                     Sebelum diisi tanah, bagian bawah kantong plastik atau botol air mineral bekas diberi lubang agar air yang berlebihan dapat keluar.
Khusus untuk buah bakau (Rhizopora spp.) dan tancang (Bruguiera spp.), sebelum disemaikan sebaiknya disimpan dulu di tempat yang teduh dan ditutupi dengan karung basah selama 5-7 hari. Hal ini bermanfaat untuk menghindari batang bibit

2.5.6 TEKNIS ( bibit mangrove)
- Di Pasang -surut: (Tepi Pantai)
·                     Proses pengangkutan bibit dan peletakannya (tempat berair dan teduh)
·                     Jarak tanam, pemasangan ajir secara tersusun rapi dan berpola dengan jarak tanam 1.5 m
·                     Pembuatan lubang tanam dengan menggunakan tangan maupun alat bantu sedalam 15 -20 cm
·                     Membuka polibag dengan cara yang benar (jangan sampai merusak akar)
·                     Di tanam dengan hati-hati (dengan membaca do'a/ bismillah)
·                     Tutup lubang tanam dan padatkan serta tinggikan tanahnya agak cembung
·                     Ikat mangrove dengan ajir, (jangan kencang-kencang)








BAB 3
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum lapang mata kuliah Ekologi Mangrove dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 22 Desember   2012 pada pukul 06.00 wib waktu pemberagkatan di Pesisir Lontar Kabupaten Serang . Waktu praktikum pada waktu 08.00 Pagi sampai dengan selesai. Dan diikuti oleh mahasiswa/i semester 3 jurusan perikanan fakultas pertanian unversitas sultan ageng tirtayasa Banten.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang kita gunakan pada praktikum ini yaitu ember kecil yang digunakan untuk menuangkan air kedalaman saringan planktonet yang diikatkan dengan botol film, thermometer digunakan untuk  mengukur suhu perairan, botol film digunakan untuk wadah planktonet dan perifiton, plastik putih berukuran 1 kg digunakan untuk wadah bentos, alat-alat  tulis untuk mencatat hasil praktikum, yang kita gunakan untuk mengambil bentos, benang nilon  digunakan untuk mengikat  thermometer, kertas label digunakan untuk memberi nama pada setiap hasil yang didapat. Schidisk digunakan untuk mengukur kecerahan perairan serta dapat kita gunakan untuk mengulur kedalaman sungai. Selain itu kita menggunakan meteran yang panjang untuk mengukur lebar mangrove  dan lebar pohon mangrove. Dan tali rapia untuk menhetahui semai dari pohon mangrove dan untuk menghitung bayak pohon.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah olkohol yang digunakan untuk mengawetkan perifiton dan plankton, bentos, sedangkan kertas pH digunakan untuk mengukur derajat keasaman (pH) dari perairan.

3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Suhu
Thermometer masukkan ujung thermometer ke dalam perairan, tunggu kurang lebih 3 menit, lalu catat nilai suhu yang di tunjukan pada thermometer.
3.3.2 Salinitas
Siapkan alat buka penutup tempat di teteskannya sampel air lakukan kalibrasi terlebih dahulu (tetesi dengan aquades kemudian lab dengan tisu), tetesi sampel dengan air sampel dan pada tempatnya lalu tutup kembali lihat hasil melalui teropng pada pangkal alat (pastikan terdapat cahaya matahari yang cukup cerah)
3.3.3 pH
Ambil kertas indicator 1 lalu ambl sampel air yg akan di amati lalu di celupkan ke dalam sampel tersebut tunggu, setelah itu ambil lambel yg ada di kotak indicator lalu cocokan. Nanti hasil yg di dapat menandakan phnya berah.
3.3.4 Do
Sambungkan kabel electrode kedalam potr yang sesuai, tekan tombol on untuk menyalakan tunggu sambil stabil, sebelum melakukan uji coba terlebih dahulu kalibrasi dulu dengan aquades lalu lap dengan tisu, lalu celupkan electrode ke dalam buffter tekan raad tunggu. Lalu cacatan hasil yg di dapat.




3.3.5 Kecerahan
Siapkan alat sechdisk diturunkan ke dalam perairan lalu catat kedalamam saatsechidisk tidak terlihat tarik perlahaan sechidisk hingga terlihat kembali catat kedalaman menggunakan penggaris atau tongkat ukur.
3.3.6  Plankton Net

Siapkan plankton net lalu ambil sampel di tiga tempat tetapi dalam praktik kali ini Cuma mengunakan satu lokasi saja. Lalu caranya kita siapkan transek lalu ambil plankton net siapkan ember untuk mengambil sampel tersebut. Plankton net di akngkat lalu ambil air terus dimasukan kedalam plankton net sebayank 3 kli berturut-turut, kemudian setelah itu copot botol flim yg ada di dalam plankton net tersebut .

3.3.7 Penghitungan pohon mangrove
Dengan menggunakan tali rapid an meteran lalu kita ukur satu-satu persatu pohon yang sudah kita stasiunkan. Dengan menggunakan meteran kita tau berapah lebar pohon diameternya berapah.





BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAAN
4.1 Hasil
No
Parameter
Hasil
1
Semai pohon
18
2
Jumlah pohon
27
3
Ph
7
4
Do
1.38 mgl
5
Suhu
28,7 oC
6
Salinitas
3,2
7
Kedalaman
71
8
Kecerahan
10
13
14

4.4.2  diameter pohon
No
Jumlah Pohon
Diameter
1
Pohon ke  1
15cm
2
Pohon  ke 2
16cm
3
Pohon ke 3
15cm
4
Pohon ke 4
14 cm
5
Pohon ke 5
15cm
6
Pohon ke 6
19cm
7
Pohon ke 7
15cm
8
Pohonke 8
16cm
9
Pohon ke 9
16cm
10
Pohon ke 10
16cm
11
Pohon ke 11
19cm
12
Pohon ke 12
17cm
13
Pohon ke 13
 19cm
14
Pohon ke14
17cm
15
Pohon ke 15
15cm
16
Pohon ke 16
17cm
17
Pohon ke 17
16cm
18
Pohon ke 18
16cm
19
Pohon ke 19
14cm
18
 Pohon ke 18
16cm
19
Pohon ke 19
15cm
20
Pohon ke 20
15cm
21
Pohon ke 21
16cm
22
Pohon ke 22
16Cm
23
Pohon ke 23
16Cm
24
Pohon ke 24
17Cm
25
Pohon ke 25
19Cm
26
Pohon ke 26
13Cm
27
Pohon ke 27
17 Cm
4.4.3 Sampel plankton
No
Jenis  Plankton
1
Gonatozyon sp
2
Pleurosigma sp
3
spirulina sp




4.4.4 Tabel Klasifikasi
Jenis Plankton
Gambar
Klasifikasi
Gonatozygon sp
Kingom : Protozoa
Filum : charophyta
Kelas: zygnematophyceae
Ordo: zygnematates
Family : -
Genus : gonotozygon
Spesies : Gonatozyon sp
Pleurosigma sp
Kingom : Plakton
Filum : bacillariopyta
Kelas: bacillariophyeaae
Ordo: naviculaceae
Family : -
Genus : pleurosigma
Spesies :  Pleurosigma sp
spirulina sp
Kingdom : fitoplankton
Filum : cyanophyta
Kelas:  cyanophyceae
Ordo : Nostacaies
Family : oscilatoriaceae
Genus : spirolina
Spesies : spirulina sp



5.1 Pembahasaan
Setelah kami melakukan observasi di kawasan hutan mangrov yang berada di Kabupaten serang di lokasi lontar .
1.     Kimia, diantaranya : DO, pH, salinitas
2.     Fisik, diantaranya   :, suhu, tipe substar, kecerahan
3.     Biologi, diantaranya : plankton dan tumbuhan air, bentos
Serta jenis mangrove yang ada di lontar.
Dari hasil di atas menunjukan anakan pohon mangrove adalah 18 pohon yang ada di lontar terdapat beberapa pohon yang terdiri dari anakan sekitar 18 dan jumlah pohon 27 batang. Jenin pohon ini adalah salah satunya jenis (Rhizopora spp.) (Bruguiera spp.) itu yang sering di tanam untuk di lontar. Tipe subtar dilapangan adalah lumpur pekat, waktu penanaman mangrove adalah pada saat surut kisaran jam 1 siang.
Stasiun 1
di kisaran ke dalaman 71 di lakuakan pengambilan plankton dengan pH 7 serta Do 1,38 dengan salinitas 3.2, kecerahan kisaran 10 samape dengan 14. Untuk plankton ada tiga jenis dari sampel 1 jenis ini adalah Gonatozygon sp, Pleurosigma sp, spirulina sp. dimana kedua jenis pohon tersebut merupakan jenis pohon (karakteristik)yang ada di kawasan hutan mangrove, Bakau merupakan pohon besar, dengan akar tunjang yang menyolok dan bercabang-cabang.
Klasifikasi Bakau

Kingdom :Plantae
Subkingdom :Tracheobionta
SuperDivisi :Spermatophyta
Divisi :Magnoliophyta
 Kelas :Magnoliopsida
SubKelas :Rosidae
Ordo :Myrtales
Famili :Rhizophoraceae
Genus :Rhizophora
Spesies : Rhizophora mangle

Kingdom : Plantae
Divisi
    :
Magnoliophyta
Kelas
    :
Magnoliopsida
Bangsa
    :
Rhizophorales
Suku
   :
Rhizophoraceae
Marga
   :
Bruguiera
Jenis
   :
Bruguiera gymnorrhiza






BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.   Kesimpulan
Hutan mangrove sebagai salah satu dari tipe formasi hutan, adalah komunitas hutan tersendiri yang merupakan tumbuhan utama intertidal tropic, dan terdiri atas banyak flora dan fauna yang hidup di area sub tropic pesisir pantai. Dengan demikian dapat dipahami keberadaannya yang khas dan tempat tumbuhnya terbatas sehingga perlu diamankan dari berbagai bentuk intervensi.Hutan bakau dengan keragaman hayatinya juga menyimpan khazanah ilmu pengetahuan tentang flora dan fauna yang memiliki makna bagi kebutuhan hidup manusia dalam berbagai aspeknya.
Dapat disimpulkan pula  yaitu sebagai berikut :
1.      Dari parameter yg kita lakukan meliputi kedalaman perairan kisaran 71 cm dengan suhu yang tidak stabil 28,7 oC. dan Do meter hasil percobaan yg kita lakukan adalah  1.38 ppm.
2.      Jenis mangrove yang ada di lontar jenis yang sering di tetemukan adalah jenis Rhizophora mangle, Bruguiera spp.

5.2 Saran
Saran saya adalah agar pemanfaatan lahan mangrove sebagai lahan usaha tambak dikelola sebaik-baiknya dengan perencanaan matang oleh pihak pemerintah dan masyarakat, tanpa mengesampingkan aspek kelestarian ekosistem mangrove. Selanjutnya kepada mahasiswa agar banyak melakukan penelitian yang berhubungan dengan upaya pemanfaatan  pelestarian hutan magrove.


DAFTAR PUSTAKA

Ajo 2009 observasi-hutan-mangrove.html Di Akses pada tanggal 30-12-2012
Dinas kehutanan 2012  http://dinas-kehutanan /2012/07/cara-menanam-mangrove-yang-benar.html  Di Akses pada tanggal 30-12-2012
Dinas kehutana 2012 http://desakuhijau.org/persemaian-dan-pembibitan-       mangrove/ Di Akses pada tanggal 30-12-2012
Edi Fajar Prahastianto 2011. (http//:jenis-jenis.plakton.html) Di Akses pada tanggal 30-12-2012
Hendra surianta's 2010 EKOSISTEM MANGROVE Di Akses pada tanggal 30-12-2012
Rawa badak 2011 Penanaman Pohon Mangrove Peringati Hari Nusantara Di Akses pada tanggal 30-12-2012
Nonjdi 2011 - http://id.wikipedia.org/wiki/ Rhizophora mangle.html Di Akses pada tanggal 30-12-2012








LAMPIRAN

 





Hasil Ph di Lokasi                                          
Menghitung Do                                   mengambil sampel plankton
 



Retaktormetr                                                   perakaran pada pohon
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar