Total Tayangan Halaman

Kamis, 19 Desember 2013

laporan PENGUJIAN KADAR AIR

Laporan Praktikum Nutrisi Ikan                                             Senin, 09 November 2013
PENGUJIAN KADAR AIR
 






Oleh
ANGGI KURNIASIH
4443111749
Asisten
Dian Yuliana
Iin Inawati
Ida Hadhijah
Muhlisoh
Riski Hartika
Siska 

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2013
ABSTRAK
 Kadar air dalam suatu bahan makanan sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan dari bahan pangan tersebut. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui kadar air pada pakan atau pellet ikan.  Dengan metode oven biasa (pemanasan langsung).  Prosedurnya yaitu siapkan cawan, lakukan sterilisasi selama 2 jam dan suhu 105°C dalam oven. Timbang cawan sterilisasi pada timbangan analitik (Agram).  Pellet ikan di haluskan dengan takakaran 4 gram lalu di haluskan setelah di haluskan masukan ke cawan yang sudah sterilisasi daging dioven, kemudian timbang daging sterilisasi (Ygram). Hitung persentase kadar air. Dengan hasil kadar air pada kelompok 1 25% dan kelompok 2 0%, kelompok 3  , kelompok 4 25%, kelompok  5 0% dan kelompok ke 6 25%. Pada hal ini bisa terlihat pada a = 49 dan y= 31 maka berat yang dihasilkan adalah 0% pada kelompok kami yaitu kelompok 2 dengan demikian hasil yang tidak akurat dikarnakan pada waktu tenimbagan pellet lobster menggunakan timbagan Counting Scale(timbagan listrik) tidak menggunakan timbagan Lab. Balance maka hasilnya tidah sama.
Kata Kunci : Kadar air, cawan petri, timbang

1.PENDAHULUAN
Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Soenarjo (2000). Nutrisi merupakan kebutuhan utama pasien kritis dan nutrisi enteral lebih baik dari parenteral karena lebih mudah, murah, aman, fisiologis dan penggunaan nutrien oleh tubuh lebih efisien.
Kadar air dalam suatu bahan makanan sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan dari bahan pangan tersebut. Apabila kadar air bahan pangan tersebut tidak memenuhi syarat maka bahan pangan tersebut akan mengalami perubahan fisik dan kimiawi yang ditandai dengan tumbuhnya mikroorganisme pada makanan sehingga bahan pangan tersebut tidak layak untuk dikonsumsi. Penentuan kadar air dari suatu bahan pangan sangat penting agar dalam proses pengolahan maupun pendistribusian mendapat penanganan yang tepat. Penentuan kadar air suatu bahan pangan digunakan untuk menentukan banyaknya zat gizi yang dikandung oleh bahan pangan tersebut. Dengan memanaskan suatu bahan pangan dengan suhu tertentu maka air dalam bahan pangan tersebut akan menguap dan berat bahan pangan tersebut akan konstan. Berkurangnya berat bahan pangan tersebut berarti banyaknya air yang terkandung dalam bahan pangan tersebut.
Pakan adalah segaalah sesuatu yang dapat diberikan sebagai sumber energi dan zat-zat gizi, istilah pakan sering diganti dengan bahan baku pakan, pada kenyataanya sering terjadi penyimpangan yang menunjukkan penggunaan kata pakan diganti sebagai bahan baku pakan yang telah diolah menjadi pellet, crumble atau mash. Bahan pakan terdiri dari bahan organik dan anorganik. Bahan organik yang terkandung dalam bahan pakan, protein, lemak, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen, sedang bahan anorganik seperti calsium, phospor, magnesium, kalium, natrium. Kandungan bahan organik ini dapat diketahui dengan melakukan analisis proximat dan analisis terhadap vitamin dan mineral untuk masing masing komponen vitamin dan mineral yang terkandung didalam bahan yang dilakukan di laboratorium dengan teknik dan alat yang spesifik. (Ahmad,2000)
Bahan dibagi menjadi dua bagian yaitu bahan pakan konvensional dan bahan pakan subtitusi. Bahan pakan konvensional adalah bahan baku yang sering digunakan dalam pakan yang biasanya mempunyai kandungan nutrisi yang cukup (misalnya Protein) dan disukai ternak. Bahan pakan konvensional merupakan bahan makro , serta jagung, bungkil kedelai,gandung,tepung ikan dan bahan lainnya. Bahan baku yang berasal dari bahan yang belum banyak dimanfaatkan sebagai bahan dari hasil ikutan industri agro atau peternakan dan perikana. pakan dari kandungan nutrisinya masih memadai untuk diolah menjadi pakan. Bahan pakan ini biasanya berasal dari ikutan industri agro atau peternakan dan perikanan.

2.TINJAUAN PUSTAKA
Pellet adalah ransum yang berasal dari berbagai bahan pakan dengan perbandingan komposisi yang telah dihitung dan ditentukan. Bahan tersebut diolah menggunakan mesin pellet (pelletizer) untuk mengurangi loss nurisi dalam bentuk yang lebih utuh. Ransum berbentuk pellet yang dipecah menjadi 2-3 bagian untuk memperkecil ukurannya agar bisa dimakan ternak. Kelebihan ransum berbentuk pellet adalah distribusi bahan pakan lebih merata sehingga loss nutrisi mudah dicegah dan tidak tercecer pada waktu dikonsumsi ternak. Berdasarkan kandungan gizinya,konsentrat dibagi dua golongan yaitu konsentrat sebagai sumber energi dan sebagai sumber protein. Konsentrat sebagai sumber protein apabila kandungan protein lebih dari 18%, Total Digestible Nutrision (TDN) 60%. Ada konsentrat yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Berasal dari hewan mengandung protein lebih dari 47%.
Contohnya : tepung ikan, tepung susu, tepung daging, tepung darah, tepung bulu dan tepung cacing. Berasal dari tumbuhan, kandungan proteinnya dibawah 47%, mineral Ca dibawah 1% dan P dibawah 1,5% serat kasar lebih dari 2,5%. Contohnya : tepung kedelai, tepung biji kapuk, tepung bunga matahari, bungkil wijen, bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kelapa sawit dll. Konsentrat sebagai sumber energi apabila kandungan protein dibawah 18%, TDN 60% dan serat kasarnya lebih dari 10%. Contohnya : dedak, jagung, empok dan polar. 
Bentuk dan Jenis Pakan : Berdasarkan bentuknya ada tiga jenis pakan, seperti yang dipaparkan dibawah ini. 1. Mesh ( berbentuk tepung) : Bentuk ini merupakan bentuk ransum yang umum terlihat. Bahan yang dipilih menjadi ransum digiling halus kemudian dicampur menjadi satu. Ransum bentuk ini menyebabkan ayam tidak bisa memilih bahan pakan yang disenangi. Hal ini berdasarkan sifat dan cara makan ayam yang lebih gemar memakan pakan yang berbentu butiran dan berwarna. Oleh karena itu ransum yang berbentuk tepung kurang disukai ayam. Bentuk ransum yang halus ini memiliki keuntungan lain, yaitu mudah diserap usus ayam sehingga efisiensinya lebih baik. Ransum bentuk ini dapat digunakan untuk semua umur dan harganya lebih murah. 2. Pellet (berbentuk bulat panjang) : Bentuk ini merupakan perkembangan dari bentuk tepung. Kelemahan dari bentuk ini adalah memungkinkan terjadinya kanibalisme, kurang cocok untuk anak ayam. 3. Crumble (berbentuk pecah/butiran) : Bentuk ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari bentuk pellet. Bentuk ini banyak digunakan untuk semua umur ayam broiler. Ransum ini sudah lazim digunakan oleh peternak karena harganya tidak semahal ransum bentuk pellet. .
Kadar air menyebabkan mudahnya bakteri, kapang dan khamir untuk berkembang biak sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan (Haryanto 1992). Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakkan dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara disekitarnya. Kadar air ini disebut dengan kadar air seimbang.
Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan acceptability, kesegaran dan daya tahan bahan itu. Selain merupakan bagian dari suatu bahan makanan, air merupakan pencuci yang baik bagi bahan makanan tersebut atau alat-alat yang akan digunakan dalam pengolahannya. Kandungan air dalam bahan makanan mempengaruhi daya tahan bahan makanan terhadap serangan mikroba yang dinyatakan dengan Aw yaitu jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya (Winarno 2004).
Penetapan kandungan air dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hal ini tergantung pada sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan mengeringkan bahan dalam oven pada suhu 105 – 110 °C selama 3 jam atau sampai didapat berat yang konstan. Untuk bahan yang tidak tahan panas, seperti bahan berkadar gula tinggi, minyak, daging, kecap dan lain-lain pemanasan dilakukan dalam oven vakum dengan suhu yang lebih rendah. Kadang-kadang pengeringan dilakukan tanpa pemanasan, bahan dimasukkan ke dalam eksikator dengan H2SO4 pekat sebagai pengering, hingga mencapai berat yang konstan (Winarno 2004).
Menurut Sudarmadji dkk (1997), kadar air dalam bahan makanan dapat ditentukan dengan berbagai cara antara lain: (1)  Metoda pengeringan (Thermogravimetri) (2) Metoda destilasi (Thermovolumetri  (3) Metoda khemis  (4) Metoda fisis  (5) Metoda khusus misalnya dengan kromatografi, Nuclear Magnetic Resonance
Menurut Sudarmadji dkk (1989), prinsip penentuan kadar air dengan pengeringan adalah menguapkan air yang ada dalam bahan dengan pemanasan. Kemudian menimbang bahan sampai berat konstan yang berarti semua air sudah diuapkan. Cara ini relatif lebih murah dan mudah. Suatu bahan yang telah mengalami pengeringan ternyata lebih bersifat higroskopis daripada bahan asalnya. Oleh karena itu, selama pendinginan sebelum penimbangan, bahan selalu ditempatkan dalam ruang tertutup yang kering, misalnya desikator atau eksikator yang telah diberi zat penyerap air.
Nilai gizi suatu produk perikanan dapat dipengaruhi oleh pengolahan dari produk tersebut, dimana kadar air dari ikan merupakan salah satu penentu dari macam pengolahan yang akan dilakukan. Apabila kadar air ikan tinggi, maka memerlukan penanganan dan pengolahan yang lebih ekstra bila dibandingkan ikan yang kadar airnya rendah (Hadiwiyoto, 1993).
Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dan disaesuaikan dengan jenis ikan baik itu ukuran, kebutuhan protein dan kebiasaan ikan. Pakan buatan ini biasanya dinamakan pellet.  Pakan buatan biasanya di produksi secara besar-besaran di pabrik pengolahan pellet dimana pada pembuatan pellet ini di produksi oleh para ahli dibidangnya. Namun pada dasarnya cara atau teknik pembuatan pekan ikan ini  sangat sederhana.
3.METODOLOGI
Waktu dan tempat di laksanakannya praktikum ini di Lab TPHP (Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan) Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan Universitas Sultan Angeng Tirtayasa dan pada tanggal, 09 Desember 2013.
Alat dan bahan yang digunakan adalah seperti cawan petri, oven, timbagan penjepit. Bahannya pellet lobster.
Prosedur kerja sebagai berikut :
Pengujian kadar air
Cawan di oven terlebih dahulu pada suhu 105 0C selama 2 jam

Bahan- bahan di timbang =A gram ( 4 gram )

Bahan-bahan dimasukan ke dalam cawan dan ditimbang jadi “X gram “

Cawan di oven pada suhu 105 0C selama 2 jam

Cawan di keluarkan dan ditimbang jadi “Y gram”
Untuk rumus =

4.HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang didapat pada setiap kelompok dapat di lihat pada tabel 1 sebagai berikut :
Kelompok
Nama pellet
Berat Akhir (Ygram)
1
Stravit tropical
25%
2
Pellet surper vit tenggelam lobster
0%
3
pellet "TAKARI"
13,75 %
4
Hokky flower hurn
25%
5
Intraco
7,5 %
6
Pelet asahi PT. Matahari sakti
25%

PEMBAHASAN
Prinsip penetapan kadar air dengan metode pemanasan biasa (gravimetri) adalah menguapkan air yang terkandung dalam bahan dengan jalan pemanasan. Bahan tersebut dipanaskan sampai memiliki berat yang konstan. Berat yang konstan menunjukkan bahwa kandungan air pada bahan telah menguap seluruhnya, dan hanya tersisa berat kering bahan itu sendiri.
Berdasarkan pada tabel 1 terlihat beberapa kelompok yang hasil berat akhirnya mendapatkan hasil 0% pada kelompok 2. Karena pada saat penimbagan awal menggunakan timbagan Counting Scale(timbagan listrik) tidak menggunakan timbagan Lab. Balance maka hasilnya tidah sama. Sedangkan kelompok yang lain menggunakan timbagan yang Lab. Blance yang timbgannya akurat. Pada pellet yang kami gunakan pada pellet lobster dengan takaran gram 4, sedangkan pada kelompok yang lain pada data yang akurat tidak menhhasilkan berat akhir 0%, bisa dilihat perabndigan pada timbagan yang kami gunakan setiap kelompok haya pada kelompok kami yang menggunakan timbagan yang berbeda denagan kelompok yang mendapatkan hasil yang akurat.
Berbagai jenis bakteri dapat menguraikan komponen gizi ikan menjadi senyawa-senyawa berbau busuk dan anyir, seperti indol, skatol, H2S, merkaptan, dll. Kadar air berdasarkan hasil percobaan sedikit berbeda dengan kadar air berdasarkan literatur. Hal ini dapat disebabkan oleh lama waktu penyimpanan
Pelletizing merupakan salah satu proses pengolahan pakan dengan menggabungkan beberapa bahan pakan sehingga menjadi bentuk yang kompak melalui proses penekanan (proses mekanik). Pemeletan merupakan suatu proses mekanik yaitu penekanan agar bentuk pakan menjadi kompak. Proses pemeletan terdiri dari 3 tahap yaitu conditioning (penguapan), proses penekanan dan pendinginan (cooling). Cooling bertujuan untuk menghilangkan uap air yang terdapat pada permukaan luar pelet hasil pelletizing.



5.KESIMPULAN DAN SARAN
            Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam satuan persen. kelompok yang hasil berat akhirnya mendapatkan hasil 0% pada kelompok 2. Karena pada saat penimbagan awal menggunakan timbagan Counting Scale(timbagan listrik) tidak menggunakan timbagan Lab. Balance maka hasilnya tidah sama. Sedangkan kelompok yang lain menggunakan timbagan yang Lab. Blance yang timbgannya akurat. Yang bertujuan untuk mengetahui kadar akhir pada setiap pellet yang di uji terhadap kandungan kadar air.

SARAN
 Waktu yang sangat terbatas pada saat proses penimbangan mengakibatkan pengujian kurang maksimal di harapkan dapat mencari waktu yang tepat agar lebih efisien.




DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,2000 Definisi Pakan
Haryanto 1992
Hadiwiyoto, 1993 nilai gizi pada pellet
Mohamad Nurrofiq. 2012. Pengertian Nutrisi Menurut Beberapa Ahli Dan Jenis-jenis Nutrisi.
Hendi Santoso. 2012. 





LAMPIRAN
Perhitugan hasil kadar air
Kelompok 1
=
=
= 25%
Kelompok 2
=
=
= 0 %
Kelompok 3
=
=
= 13,75 %
Kelompok 4
=
=
= 25%
Kelompok 5
=
=
= 7,5 %
Kelompok 6
=
=
= 25%


1 komentar:

  1. How to login to your Casino from My Mobile Device
    Login to My Mobile Device on the search bar. Log in or. · Go to 거제 출장샵 the search bar. · Enter 정읍 출장안마 the 고양 출장샵 code. · Enter “mymobile” · Select 영주 출장마사지 the 군포 출장마사지 “Register Now” · Enter

    BalasHapus