Pengujian Formalin
pada Kandungan Ikan Asin
Anggi Kurniasih
4443111749
Praktikum Ke 1 Biokimia
Fakultas Pertanian Jurusan Perikanan
ABSTRAK
Praktikum
ini di laksanakan di Leb TPHP (Teknologi Pengolahan Hasil Perairan) pada
tanggal 21 Maret 2013. Metode yang di lakukan dalam praktikum ini adalah
pengujian formalin terhadap ikan asin. Praktikum ini menguji terhadap beberapah
sampel yang di ambil dari beberapah wilayah yang ada di banten, dengan jenis
ikan asin yang berdeda-beda seperti ikan asin pepetek ( leiogh natus ), pari (dasyatis
sp), semar , gabus (chanas
striata ). Secara keseluruhan hasil
pengujian formalin terhadap ikan asin sebagian mengandung formalin, persentase
terhadap ikan asin yang memakain formalin lebih tinggi dari pada ikan yang tidak
memakai larutan formalin.
Kata kunci
: kandungan larutan formalin, ikan asin
Pendahulaun
Latar
Belakang
Dalam
praktikum ini membahas tentang kandugan formalin yang terdapat di ikan asin.
Ikan asin bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang
diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan metode
pengawetan ini daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat
disimpan di suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan, walaupun biasanya
harus ditutup rapat.
Ikan asin ini terdapat di setiap daerah, hal ini terlihat dari tingkat konsumen
yang banyak mengonsumsi ikan asin. Pada metode ini dengan menguji sampel ikan
asin dari beberapa daerah yang di ambil.
Beraneka jenis ikan yang biasa
diasinkan, baik ikan darat maupun ikan laut. Ikan-ikan ini dikumpulkan dalam suatu
wadah dan lalu ditaburi atau direndam dalam larutan garam pekat. Ikan-ikan
yang besar biasanya dibelah atau dipotong-potong lebih dulu agar garam mudah
meresap ke dalam daging.
Pengolahan ikan
asin secara tradisional hampir selalu membutuhkan bantuan sinar matahari untuk
mempercepat pengeringan, dan mencegah agar ikan tidak menjadi busuk Ikan asin bayak di konsumsi oleh
sebagian besar masyarakat Indonesia yang hampir menyukai ikan asin.
Dengan menggunakan Antilin reagen
penguji residu formalin pada makanan dan produk olahan lain, baik padat maupun
yang berbentuk cairan. Antilin dikembangkan untuk mendeteksi secara cepat
kandungan formalin pada makanan dan produk olahan.
Formalin adalah nama dagang dari campuran formaldehid,
metanol dan air. Formalin yang beredar di pasaran mempunyai kadar formaldehid
yang bervariasi, antara 20% – 40%. Di Indonesia, beberapa undang-undang yang
melarang penggunaan formalin sebagai pengawet makanan adalah Peraturan Menteri
Kesehatan No 722/1988, Peraturan Menteri Kesehatan No. 1168/Menkes/PER/X/1999,
UU No 7/1996 tentang Pangan dan UU No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen
Larutan
yang di pakai dalam metode untuk mengetahui ikan asin yang berfomalin atau
tidak menggunakan larutan atilin. Larutan ini sebagai wadah untuk mengetahui
tingkat pemakain formalin terhadap ikan asin yang di uji. Untuk jenis larutan
ini ada dua jenis AL – A dan AL – B. larutan ini sangat di jaga dan tidak di
perjualbelikan secara bebas . invensi ini menyediakan alat uji
untuk mendeteksi residu formalin pada makanan dalam bentuk padat atau cairan,
yang terdiri atas dua botol reagen campuran larutan pewarna pararosanilin dan
larutan asam klorida.
Tujuan
Dalam
praktikum ini ada beberapah tujuan untuk mengetahui tingkat pemakayan formalin
dan mengetahui uji kandungan formalin di ikan asin.
METODOLOGI
Waktu dan
tempat
Dalam
praktikum ini di lakukan di Leb TPHP
(Teknologi Pengolahan Hasil Perairan) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa . Pada tanggal 21 Maret 2013. Dan pada waktu
pukul 07.30 sampai dengan selesai.
Alat dan
Bahan
Alat dan
bahan menggunakan sampel yang di ambil di beberaph tempat yakni sampe ikan asin
dari berbagai jenis seperti ikan asin gabus, pepetek, pari, semar. Dan serta siapkan
pipet tetes, serta siapkan air panas dan kompor gas, lalu larutan antilin A dan B. Lalu siapkan alat alat cobek, ikan
asin, mangkuk dan tabung reaksi, serta rank tabung reaksi. Dan kamera untuk
dekumentasi.
Metode
praktikum
Praktikum
di laksanakan di Leb TPHP (Teknologi Pengolahan Hasil Perairan)
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Banten . Pada tanggal 21 Maret 2013. Dan pada waktu
pukul 07.30 sampai dengan selesai. Persiapkan sampel sampel ikan asin yang telah
di ambil dari beberapah daerah seperti Panimbang, Labuan, Kronjo, Karang antu.
Alat yang di gunakan dalam praktikum kali ini adalah sebahagai bahan yang
sangat penting untuk penhujian kandung formalin ini adalah larutan antilin A
dan B.
Perosedur
kerja dalam praktikum ini dengan menimbang ikan asin yang sudah di haluskan
lalu timbang sampai ukuran (10gr). Siapkan air panas sekitar 20 ml, setelah itu
abil caiaran ekstrat yang dari ikan asin yang telah di haluskan di ambil airnya
setelah selesai cairan ekstrat.
Teteskan
AL – A sebayak 4 tetes ke dalam tabung reaksi yang sudah di beri ekstrat dari
ikan asin. Lalu tabung ke dua di teteskan dengan AL- B sebayak 4 tetes juga,
setalah itu kocok dan diamkan selama kurang lebih 10 menit.
Lalu mulai
pengamatan dengan teliti selama 10 menit itu berlangsung. Dengan demikian hasilnya
akan kelihatan dengan perbedaan warna yang secara berbeda terhadap beberapa
sampel yang di ujikan.
Dengan
larutan antilin ini maka makanan atau pun ikan asin akan terdeteksi bahwa ada
tidaknya kandungan formalin di makanan tersebut, antilin yang
terdiri atas dua botol reagen campuran larutan pewarna pararosanilin dan
larutan asam klorida. Bila formalin yang terdapat pada larutan sampel
terkombinasi dengan larutan campuran tersebut maka akan terbentuk struktur
quinonoid yang berwarna sama
dengan pewarna utama (merah ungu) tetapi dengan rona biru gelap. Pengujian
menggunakan metode ini sangat sensitif dan spesifik untuk formalin, bukan
aldehid lain. Alat ini dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan formalin
pada produk makanan dengan batas deteksi minimal 2 ppm. Kandugan dalam ikan
asin yang di teliti ini sanagat lah menentukan dengan kadar garam sekian maka
akan berpegaruh terhadap kandugan formalin yang di dalam danging ikan asin.
Prosedur kerja
Timbang ikan asin sampai (10 gr )
tambahkan air panas (20 ml)
ambil
cairan ekstrat ( 5ml )
1.Teteskan AL – A 4 tetes
2.
Teteskan
AL – B 4 tetes
Kocok dan diamkan kurang lebih 10 menit
Lakukan pengamatan
Dalam praktikum kali ini ada 6 kelompok yang menguji
kandungan formalin pada ikan asin dengan berbagai jenis ikan asin. Dengan hasil
yang berdeda beda. Dan tinggat kandugan formalin yang cukup tinggi. Dan ada
yang tidak mengandung bahan pengawet formalin.
Tingkat presentase hasil uji kanduagan formalin yang ada di ikan asin
adalah
1. Karang antu ( *** )
2. Kronjo ( ****
)
3. Labuan ( ** )
4. Panimbang 1 ( - )
5. Panimbang 2 ( - )
6. Kronjo ( * )
Keteragan
(****) sangat bayak mengandung formalin
( *** ) tidak terlalu bayak
(**) sanagat rendah
(*) sedikit menggunakan formalin
( - ) tidak memakai bahan pengawat
Faktor yang mempegaruhi penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dipengaruhi
oleh beberapa hal. Di antaranya:
- Konsentrasi garam
Semakin tinggi
konsentrasi garam yang digunakan, semakin cepat proses masuknya garam ke dalam
daging ikan. Akan lebih baik apabila digunakan garam kristal untuk
mengasinkan.
- Jenis garam
Garam dapur murni (NaCl 95%) lebih
mudah diserap dan menghasilkan ikan asin dengan kualitas yang lebih baik. Garam
rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa sulfat), kotoran,
bakteri dan lain-lain yang dapat menghambat penetrasi garam dan merusak rasa
ikan.
- Ketebalan daging ikan
Semakin tebal
daging ikan, proses pengasinan akan membutuhkan waktu yang semakin lama dan
garam yang lebih banyak. Sehingga ikan-ikan besar biasanya dibelah-belah,
dikeping atau diiris tipis sebelum diasinkan.
- Kadar lemak dalam daging
- Kesegaran daging ikan
Ikan yang
kurang segar memiliki daging yang lebih lunak dan cairan tubuh yang mudah
keluar, sehingga proses pengasinan bisa lebih cepat. Namun juga garam yang
masuk dapat terlalu banyak sehingga ikan menjadi terlalu asin dan kaku.
- Suhu daging ikan
Hasil dan pembahasan
Hasil yang telah di ketahuin dalam pengujian
kandungan larutan formalin yang ada di ikan asin dengan berbagai jenis sampel
dapat di ketahui sebagai berikut :
Kelompok
|
Nama ikan
|
Asal sampel
|
Hasil uji
|
1
|
Pari
|
Karang antu
Keronjo
|
+ + +
+ + + +
|
2
|
Gabus
|
Labuan
|
+ +
|
3
|
Pepetek 1
|
Panimbang
|
-
|
4
|
Pepetek 2
|
Kronjo
|
+
|
5
|
Kurisi
|
Panimbang
|
-
|
Keteragan
(****) sangat bayak mengandung formalin
( *** ) tidak terlalu bayak
(**) sanagat rendah
(*) sedikit menggunakan formalin
( - ) tidak memakai bahan pengawat
Kelompok 1
Setelah di dilihat dengan hasil yang mengejutkan terdapat kepada kelompok
1 dengan ikan asin dan jenis ikan pari yang berasal dari kronjo dan karang antu
mengejutkan ikan yang di uji dengan larutan antilin setelah di lakukan hasilnya
positif (+) mengandung bahan yang tidak boleh di pakai yaitu mengandung larutan
formalin, dengan demikian kita dapat melihat hasil sampel yang telah di uji
oleh kelompok 1 bahwa bahan yang di ambil dari daerah karang antu dan kronjo sangat
tidak layak untuk di konsumsi oleh masyarakat karena akan mengakibatkan bahaya residu yang ditinggalkannya
bersifat karsinogenik bagi tubuh manusia.
Kelompok 2
Dengan hasil yang pengujian yang dapat di lihat percobaan
yang di ambil dari daerah Labuan ternyata mengandung formalin tinggat (**) itu
artinya sangat rendah karena kandugan yang di pakai haya sedikit.
Kelompok 3
Asal sampel dari panimbang yaitu ikan asin pepetek yang
telah di uji dengan hasil yang sangas bagus ternyata hasil yang di uji dengan
larutan antilin adalah negative ( - ) sangat bagus untuk sampel dari panimbang
tidak menggunakan formalin.
Kelompok 4
Kronjo dengan hasil yang tidak terlalu bayak mengandung
formalin yang telah di uji di leb menyaatakan hasil uji kandungan formalin
terhadap ikan asin yang berasal dari daerah kronjo yaitu ( * ).
Kelompok 5
Panimbang ikan asin yang berasal dari panimbang semuanya
negative bersih dari kandugan bahan yang berbahaya yaitu formalin tidak
terdeteksi. Maka aman untuk di konsumsi oleh masyarat.
Kesimpulan
dan Saran
Kesimpulan
Dari hasil pengujian dapat di simpikan
1. Kelompok 1 bahwa ikan asin yang
bersal dari karang antu dan kronjo mengandung formalin tinggakat 1 ( + + + + )
2. Kelompok 2 asal sampel dari Labuan
dengan jenis ikan gabus meyatakan mengandung pormalin tinggat ( + + )
3. Kelompok 3 dengan ikan asin pepetek
hasil yang di uji menyatak tidak
mengandung formalin pada ikan asin ( - )
4. Kelompok 4 kronjo 2 yang mengandung
formalin tinggat ( + )
5. Kelompok 5 dan 3 tidak mengandung
bahan pengawet dari formalin. ( - )
Saran
Untuk
sarannya agar dapat memaksimalkan kenerja para mahasiswa supaya menguji bahan
bahan makanan yang lain juga.
Daftar
Pustaka
http://www.wikipedia.ikanasin.com
diakses pada tanggal 23-maret-2013
http://www.workes.faktor-faktor.com diakses pada tanggal 23-maret-2013
http://antarnews.latutan-antilin.com diakses pada tanggal 23-maret-2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar