MAKALAH KOMODITAS DAN PENANGANAN HASIL PERAIRAN
“SIPUT LAUT”
Kelompok 4 :
Ahmad Burhanudin
S.
Anggi Kurniasih
Meliana Varia
Topan Topik
Yeni Marliana
Kelas
: IIIA Perikanan
Jurusan Perikanan
Fakultas Pertanian
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Laut merupakan sebuah ekosistem besar
yang menjadi tempat hidup bagi berbagaimacam
biota laut, dari yang berukuran kecil hingga yang berukuran besar, yang hidup
di pesisir hingga hidup di laut dalam. Biota laut adalah berbagai jenis
organisme hidup di perairan lautyang menurut fungsinya
digolongkan menjadi tiga, yaitu produsen merupakan biota laut yangmampu
mensintesa zat organik baru dari zat anorganik, kedua adalah konsumen merupakan
biotalaut yang memanfaatkan zat organik dari luar tubuhnya secara langsung. Dan
yang ketiga adalahredusen merupakan biota laut yang tidak mampu menelan zat
organik dalam bentuk butiran,tidak mampu berfotosintesis namun mampu memecah
molekul organik menjadi lebih sederhana.Dalam suatu kawasan perairan ditemukan
banyak sekali flora dan fauna didalamnya.Jenis biota didalamnya sangatlah
beragam jika diberi nama satu biota satu nama maka kita tidak dapat
menghitung banyaknya nama yang diperlukan. Untuk itu kita perlu memberi nama
biotatersebut berdasarkan ragamnya. Untuk mengetahui ragam dari biota tersebut
maka diperlukanadanya identifikasi biota tersebut.Tahap identifikasi dapat kita
lihat berdasarkan tingkat suku hingga pada tingkat yanglebih spesifik seperti
spesies. Untuk melakukan pengamatan diperlukan pengamatan terhadapiota tersebut
seperti habitat
dari biota tersebut,
cara hidup, dan harus dapat menentukan morfologi {bagian-bagian} biota laut
tersebut, karena sangatlah beragam.
1.2 Tujuan
Agar kita dapat mengetahui lebih dalam tentang siput
laut yang meliputi Deskripsi, morfologi, habitat, penyebaran dan pemanfatannya.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Gambar
Berbagai
macam gambar siput laut :
2.2 Deskripsi
Siput laut sering juga disebut
nudibranch. Nudibranch berasal dari bahasa Latin nudus yang berarti telanjang,
dan bahasa Yunani brankhia yang berarti insang. Dalam Wikipedia dijelaskan
bahwa, nudibranch memiliki kepala bertentakel, yang sangat sensitif terhadap
sentuhan, rasa, dan bau. Rhinophore berbentuk seperti pentungan berperan untuk
mendeteksi bau (hidung). Mereka merupakan hewan hermafrodit, tetapi jarang
melakukan fertilisasi sendiri. Nudibranch adalah hewan karnivora. Beberapa
memakan spons, yang lain hydroida, atau bryozoa, dan beberapa kanibal, memakan
siput air lainnya, dan pada situasi tertentu, bahkan anggota spesies mereka
sendiri (hii, barangkali masih sodaraan dengan sumanto ya). Bentuk tubuh
bervariasi. Ukuran berkisar antara 40 hingga 600 mm. Hewan kecil ini terdapat
di seluruh dunia pada semua kedalaman, tetapi mereka mencapai ukuran terbesar
dan bervariasi pada perairan hangat dan dangkal. Seperti yang saya temui di
pantai Kondang Merak Malang juga pantai Bama Baluran.
Si kecil ini oleh para ahli zoology
diklasifikasikan kedalam anggota kelas gastropoda pada filum mollusca.
Sebagaimana nama kelasnya, hewan ini berjalan dengan perutnya (gastro = perut,
podos = kaki) tubuhnya lunak, dan pergerakannya sangat lambat (namanya juga
siput), mungkin sebab itulah makhluk ini dikarunia anugrah berupa warna-warni
yang sangat beragam dan indah sebagai bentuk penyamaran/kamuflase sehingga
terhindar dari serangan pemangsa.
2.3
Klasifikasi
Klasifikasi Siput Laut :
Kingdom
: Animalia
Phylum : Mollusca
Superfamili : Plancobranchoidea
Famili : Plancobranchidae
Genus : Elysia
Spesies : Elysia Chlorotica
Phylum : Mollusca
Superfamili : Plancobranchoidea
Famili : Plancobranchidae
Genus : Elysia
Spesies : Elysia Chlorotica
2.4
Morfologi
Siput ini biasanya berwarna hijau cerah, karena
kandungan kloroplas di dalam sel - sel siput ini. Namun, warna tubuh mereka
kadang - kadang berganti menjadi agak kemerah - merahan atau abu - abu. Hal ini
disebabkan karena jumlah klorofil di dalam sel - selnya tidak sama. Siput yang
masih kecil berwarna coklat dengan bintik kemerahan karena belum dapat makan
tumbuhan seperti siput dewasa, sehingga tubuhnya belum mengandung zat
kloroplas.
Siput ini dapat hidup hingga memiliki panjang 60mm, tapi yang ditemukan sebagian besar berukuran antara 20mm sampai 30mm.
Siput ini dapat hidup hingga memiliki panjang 60mm, tapi yang ditemukan sebagian besar berukuran antara 20mm sampai 30mm.
2.5 Habitat
Siput ini dapat hidup di laut, rawa-rawa, sampai di sungai
dengan kedalaman 0-0,5 meter. Karena mereka sangat membutuhkan tumbuhan sebagai
sumber energinya, maka siput ini tidak dapat hidup di perairan yang lebih
dalam.
2.6 Wilayah
Penyebaran
Siput ini dapat ditemukan di sepanjang pantai Timur
Amerika Serikat, termasuk negara bagian Massachussets, New York, Connecticut,
New Jersey, Maryland, dan Florida. Merka juga ditemukan di perairan Kanada.
2.7 Makanan
Sumber makanan hewan ini adalah tumbuhan hijau. Karena
yang sedang kita bahas adalah jenis siput yang hidup di laut, maka sumber
makanan Elysia Chlorotica ini adalah ganggang hijau. Sebelum makan, siput yang
masih muda pada umumnya berwarna coklat agak kemerahan, namun setelah mulai
makan perlahan tubuhnya berubah menjadi hijau.Hal ini bisa terjadi karena siput
tidak mencerna makanannya, tetapi ia menyimpannya di seluruh sel tubuhnya.
Proses ini terjadi ketika siput mulai tumbuh menjadi dewasa.
2.8 Pemanfaatan
Sebagai pakan ternak,
ikan, udang, sumber makanan berprotein tinggi bagi masyarakat, obat-obatan dan
pengontrol inang perantara parasit trematoda yang menyebabkan
gatal-gatal.Dengan potensi tersebut, keong mas tidak layak disebut sebagai
biang kegagalan panen padi. Lebih baik keong mas dikelola untuk dimanfaatkan
dan dikembangkan.
2.9 Komposisi
kimia / zat yang terkandungan
Cairan
siput adalah salah satu bahan utama dalam pelembab terkenal. Asam glikolat dan
elastin pada sekresi siput melindungi kulit dari luka, bakteri, dan sinar UV.
Cairan ini juga sumber protein untuk menghilangkan sel-sel mati dan
meregenerasi kulit dari bekas luka dan jerawat.
2.10 Telah
dibudiyakan (Dengan Tekhnik)
Untuk
memulai usaha budidaya ternak siput perlu dipertimbangkan faktor
lokasi. Lokasi perlu dipilih yang dekat dengan jalan, agar sudah penanganannya,
baik saat pembuatan kandang, saat pengontrolan maupun penanganannya pascapanen,
artinya pada saat membawa hasil panen tersebut tidak kesulitan dalam
transportasinya. Lokasi yang sesuai untuk budidaya siput adalah lokasi yang
basah serta lembab dan terlindung dari cahaya matahari secara langsung. Selain
itu juga tanah yang disukai adalah tanah yang banyak mengandung kapur sebagai
zat untuk pembentukan cangkang.
Setelah
mendapatkan lokasi yang sesuai maka untuk membudidayakannya perlu disiapkan :
Penyiapan Sarana dan Peralatan
Perkandangan Walaupun
lahan yang diperlukan tidaklah terlalu luas namun persyaratan mengenai
kelembaban dan keteduhan perkandangan perlu diperhatikan, karena dalam aslinya
dan untuk berkembang biak secara baik siput senang dengan keadaan yang
lembab dan teduh. Kandang didirikan di tanah kering, teduh, lembab dengan suhu
udara berkisar 25-30 derajat C. Jika di buat di kota besar seperti Jakarta,
lahan perkandangan dapat di kondisikan di tempat yang teduh, dengan memberikan
perlindungan berupa tanaman, tanaman diletakan di sekitar kandang. Untuk
menjaga kelembaban dapat diletakan ember-ember berisi air dengan diberikan
untaian-untaian kain yang mudah menyerap air. Tapi jangan lupa untuk memberikan
bubuk abate atau memasukan ikan kecil di dalam ember air, untuk mencegah nyamuk
berkembang biak.
Cara pemeliharaan siput tidak
terlalu sulit. Bisa dilakukan secara terpisah, artinya siput yang kecil
dipelihara terpisah dari yang besar. Bisa juga dilakukan secara campuran, yaitu
siput kecil dan besar dipelihara dalam satu kandang tanpa melihat
umur/besarnya. Bila dilakukan secara terpisah resikonya harus dibuat beberapa
kandang. Fungsi kandang itu antara lain untuk penetasan, pembesaran dan sebagai
kandang induk.
Ada tiga cara berternak siput di
dalam kandang, antara lain:
1.
Kandang kotak kayu
Kandang terbuat dalam lembaran kayu
tripleks yang berkaki. Untuk kerangkanya dapat digunakan kayu kaso. Ukuran
panjang dan lebar kandang adalah 1 x 1 meter, tinggi 1,25 meter. Di atas kotak
tersebut diberi kawat kasa, agar siput tidak keluar dari dalam kandang.
Sebaiknya di atas kotak perlu dibuatkan tempat berteduh, agar keadaan tempat
selalu gelap/tidak langsung kena sinar matahari.
Kandang dari bak semen
Pembuatan kandang ini sama dengan
kandang kotak kayu. Dalam bak semen yang perlu diperhatikan adalah alasnya.
Untuk menciptakan suasana lembab, alas semen perlu diberi tanah dan cacing
untuk menggemburkan tanah dan menyerap kotoran yang dikeluarkan siput Tebal
lapisan tanah di dalam bak sekitar 30 cm. Zat-zat makanan yang diperlukan siput
hendaklah selalu tersedia di dalam bak.
Kandang galian tanah
Tanah digali dengan ukuran panjang,
lebar dan tinggi 1 x 1 x 1 m. Perlu diperhatikan sebaiknya tanah galian yang
akan digunakan untuk kandang dipilih yang agak kering. Sebaiknya kandang dibuat
di bawah pohon yang rimbun, kalau dindingnya terlalu basah perlu diberi lapisan
pasir.
Untuk menjaga keadaan selalu gelap,
seperti cara pertama dan kedua, di atas kandang perlu dibuatkan bedeng sebagai
penutup. Masa panen, bila kandangnya terbuat dari tanah galian, cara
pengambilannya dilakukan dengan menggunakan galah yang bisa menjepit siput agar
siput dan telurnya tidak rusak.
Peralatan yang dibutuhkan antara
lain : Alat-alat yang diperlukan untuk pembuatan kandang: kayu, semen, bata
pasir, kain kasa dan cangkul.
Pembibitan
1.
Pemilihan Bibit Calon Induk
Jika bibit unggul belum tersedia
maka sebagai langkah pertama dapat digunakan bibit lokal dengan jalan
mengumpulkan siput yang banyak terdapat di kebun pisang, kelapa, serta semak
belukar. Siput yang baik dijadikan bibit adalah yang tidak rusak/cacat yang
sementara waktu dan yang besar dengan berat lebih kurang 75-100 gram/ekor.
2.
Reproduksi dan Perkawinan
Bekicot biasanya mulai kawin pada
usia enam sampai tujuh bulan ditempat pemeliharaan yang cukup memenuhi syarat.
Pada masa kawin siput betina mulai menyingkir ke tempat yang lebih aman. Siput
bertelur di sembarang tempat. Jumlah telurnya setiap penetasan biasanya lebih
dari lima puluh butir (50-100). Jumlah produksi telur tergantung masa subur
bekicot itu sendiri. Besar telur siput tidak lebih dari 2 mm.
3.
Proses Kelahiran
Telur siput akan menetas setelah
usianya cukup. Pada waktu telur itu menetas dan menjadi anak cangkang, biasanya
tidak ditunggui induknya. Begitu siput selesai bertelur, telurnya ditinggalkan
begitu saja. Telur siput akan pecah sendiri melalui proses alam.
Tidak semua jenis siput cocok untuk dibudidayakan.
Penetasan siput hingga menjadi anak
tergantung pada keadaan tempat dan waktu tetas. Bilamana tempat itu memenuhi
syarat (sempurna) seperti kelembaban tanah, iklim dan cahaya yang mencukupi,
maka telur akan cepat menetas. Sebaliknya jika keadaan tanah/iklim kering dan
tempatnya kurang menguntungkan maka telur akan lambat menetas.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Siput laut sering juga disebut nudibranch. Nudibranch
berasal dari bahasa Latin nudus yang berarti telanjang, dan bahasa Yunani
brankhia yang berarti insang. Dalam Wikipedia dijelaskan bahwa, nudibranch
memiliki kepala bertentakel, yang sangat sensitif terhadap sentuhan, rasa, dan
bau. Rhinophore berbentuk seperti pentungan berperan untuk mendeteksi bau
(hidung). Mereka merupakan hewan hermafrodit, tetapi jarang melakukan
fertilisasi sendiri. Nudibranch adalah hewan karnivora.
Siput dapat
hidup di laut, rawa-rawa, sampai di sungai dengan kedalaman 0-0,5 meter. Karena
mereka sangat membutuhkan tumbuhan sebagai sumber energinya, maka siput ini
tidak dapat hidup di perairan yang lebih dalam. Siput ini dapat ditemukan di
sepanjang pantai Timur Amerika Serikat, termasuk negara bagian Massachussets,
New York, Connecticut, New Jersey, Maryland, dan Florida. Merka juga ditemukan
di perairan Kanada
3.2 Saran
Berdasarkan
makalah ini, penulis ingin menyarankan agar :
1. Sebagai Mahasiswa Jurusan Perikanan kita
harus melakukan penelitian lanjutan
terhadap spesies-spesies yang dianggap memiliki keistimewaan tersendiri
sehingga dengan begitu, referensi data yang diperoleh mengenai spesies-spesies
tersebut akan semakin banyak.
2. Selaku generasi muda
Bangsa, kita harus tetap menjaga kelestarian setiap makhluk hidup yang ada di
dalamnya guna pengembangan ilmu pengetahuan ke depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar